SMK NEGERI 1 BAKUNG, JL. YOS SUDARSO BAKUNG

Sunday, 9 August 2015

Misteri di balik berdirinya Monumen Trisula


           Mempelajari hal-hal yang berkaitan tentang sejarah nasional juga penting, agar generasi muda sebagai pilar-pilar penerus bangsa tidak terjerumus ke dalam pergaulan negatife. Yang mempunyai akibat semakin memburuknya generasi muda berikutnya, yang seharusnya mampu menjadi generasi penerus bangsa.
            Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya. Maka dari itu seharusnya tumbuh kepedulian dari masyarakat khususnya generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Untuk menghargai budaya-budaya nasional maupun sejarah-sejarah nasional.
             Seiring dengan perkembangan zaman. Sebuah sejarah dan peninggalan-peninggalan pada waktu perjuangan pun sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Padahal yang ada dalam sejarah dan peninggalan-peninggalan tersebut banyak mengandung nilai-nilai moral yang sangat baik. Salah satunya adalah Monumen Trisula yang ada di kecamatan Bakung, kabupaten Blitar.
            Monumen ini banyak mengandung sejarah. Banyak sekali misteri-misteri dibalik berdirinya monumen ini. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan pahlawan dalam menumpas sisa-sisa G 30 S/PKI di daerah Blitar Selatan.
            Tapi sungguh disayangkan, timbul banyak rumor negatif dari masyarakat tentang Monumen Trisula yang selalu dihubung-hubungkan ke dalam hal-hal yang mistis. Para remaja yang menyalahgunakan tempat ini untuk kegiatan negative. Oleh karena itu,untuk menumbuhkan kembali kepedulian sejarah serta peninggalanya, masyarakat perlu mengetahui tentang sejarah yang sebenarnya, tentang pendirian monument Trisula. 

A.    Pemberontakan PKI
            Setelah PKI gagal dalam usaha menggulingkan pemerintahan negara republik indonesia yang sah dengan G 30 S/PKInya pada tanggal 30 september 1965, dimana mereka dapat dihancurkan berkat ketangkasan dan ketepatan tindakan pangkotrad mayor Jendral TNI Soeharto bersama ABRI dan rakyat.
            Para tokoh dan pimpinan PKI yang belum bisa tertangkap atau dihancurkan banyak yang melarikan diri dari kota-kota seperti Jakarta, Surabaya dan kota-kota besar lainya menuju kedesa-desa pedalaman terutama wilayah yang miskin dan terbelakang terutama di pulau jawa, untuk berlindung dan menyelamatkan diri. Para tokoh dan pimpinan PKI beranggapan bahwa ditempat-tempat demikian itulah, mereka dapat menanamkan pengaruhnya dengan berbagai macam propaganda dan tipu muslihat, dalam rangka menyusun kekuatan kembali partainya yang telah hancur.
            Mereka yang melarikan diri dari kota-kota besar, salah satu sasaran yang mereka tuju adalah blitar selatan. mereka menuju ke blitar selatan, karena pada waktu itu wilayah blitar selatan sangat kritis medanya, miskin dan rakyatnya yang masih terbelakang. Keterbelakangan rakyat blitar selatan pada waktu itu, karena wilayah terisolir serta kurangnya jangkauan pembinaan pemerintah serta sifat atau tipologi dari masarakat yang ramah dan rasa paguyuban mereka yang tinggi.

B.     Penumpasan PKI
            Akhirnya pemerintah tidak tinggal diam, pemerintah melakukan serangkaian kegiatan untuk memberantas PKI. Pada bulan Februari Sampai dengan Juni 1968 telah dilaksanakan operasi intel dan operasi teer secara gabungan. Selama proses operasi ini dilaksanakan memang cukup berhasil,  namun belum sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan, dan didaerah-daerah  semakin meningkatnya aksi-aksi PKI terutama didaerah Blitar selatan, Malang selatan, Tulungagung dan sekitarnya. Selanjutnya karna hal ini,  maka dilaksanakan peninjauan secara langsung dari udara oleh Asisten 1 dari kodam V/Brawijaya. Setelah dilaksanakan peninjauan, akhirnya dilaksanakan rapat evaluasi oleh semua unsur pimpinan. Inti konsep dari pada hasil rapat tersebut adalah penghancuran dan pembersihan sisa-sisa G 30 S/PKI, khususnya didaerah Blitar selatan dan sekitarnya. Setelah itu barulah dibentuk Satuan Tugas (SATGAS) Trisula.
a.       Kerahkan Satuan Tempur semaksimal mungkin untuk menuju sasaran Blitar Selatan, sedangkan Satuan Teritorial dan Satuan lainnya harus di B/P kan kepada Satuan Tempur secukupnya untuk mengimbangi Operasi Blitar Selatan.
b.      Musuh harus dihancurkan.
c.       Perluas daerah operasi dan nyatakan sebagai daerah tertutup.
d.      Saran-saran staf harus sudah selesai tanggal 20 Mei 1968.
            Dengan dikomandoi oleh Kolonel Witarmin dari Brigif Linud 18, satuan yang tergabung dalam operasi ini antara lain: Yonif 531,521,511,527,513, unsur-unsur Bantuan Administrasi (Banmin) dan Bantuan Tempu (Banpur), unsure-unsur dari satuan Teritorial (Satter), 1 Kompi Paskhas (PGT) TNI-AU,  Hansip-Wanra dari Kabupaten Blitar, Kediri, Tulungagung, Nganjuk dan Malang sebanyak ± 14.000 orang, selain unsur Kesatuan tersebut , masih ada kesatuan yang disiapkan ( on call ) : Batalyon Armed, Yonif 401/Para, Grup Kopanandha ( RPKAD ). Operasi ini dilaksanakan selama 2 bulan, mulai 8 Juni-30 Juli 1968. Operasi ini sangat luar biasa. Dikatakan luar biasa karena konsep yang dibuat masih pertama kali didunia yaitu sepanjang 80 km. Dibentang para tentara-tentara dan hansip dengan jarak setiap orangnya 5 meter, tepatnya mulai dari Tulungagung sampai Malang, mulai dari sungai brantas menyisir berjalan sampai dipantai selatan. Setelah sampai dipantai selatan kembali lagi ke utara. Operasi ini dinilai sangat berhasil, karena bisa menumpas sisa-sisa G 30 S/PKI dengan berhasil menangkap tokoh-tokoh G 30 S/PKI, antara lain:
1.      Ruslan Wijaya Sastra alias Ruslan, Pardi, Wiryo, Darman, Mardjan dan Tjipto.
2.      Tjugito alias Badrun, Zawi, Ruri.
3.      Moch Munir alias : Zadin, Astro, Furi, Wijoyo, Ramu.
4.      Rewang alias : Parto, Karto, Darmo, Siman.
5.      Iskandar Subekti alias : Sutjipto, Kusen.
6.      Letkol Pratomo alias : Martotego, Seno.
7.      Marjoko alias : Sarpan, Sarsin, Moh Said.
8.      Sri Sulistyowati alias : Lies, Djemirah, Sariyem.
9.       Oloan Hutapea alias : Djubi, Gimin, Rochim.
10.  Ir. Surachman alias : Sahlan, Mansur, Gunawan.
11.  Suhartono alias : Teguh, Padji, Robin, Dirdjo, Rusik.
12.  Gatot Sutardjo alias : Lestariyo, Judi, Yadi, Bambang Prayogo, Umar.
13.  Suwandi alias : Joyo, Seger.
14.  Rustomo alias : Moersid, Hasim, Amat, Sulaiman, Kasdi.
15.  Ontowiryo alias : Kek Duwur, Pak Djono.
16.  Pudjiaswati alias : Fira, Minem, Minah, Sari.
17.  Han Hui Tjiang alias : Yap Sin Riang, Manduko, Samidi, Bahar.
18.  Leem Fung Ming alias : Kurnen, Marno.
19.  Kapten Sutjipta Hadi alias : Supardi, Dulah, Legi, KLiwon.
20.  Peltu Mustadjab alias : Puguh.
21.  Serma Sudardjo alias : Suparman, Junus.
            Setelah kejadian tersebut membawa dampak perubahan yang sangat besar bagi masyarakat disana. Namun dilihat dari segi yang lain, operasi tersebut menghasilkan kerusakan-kerusakan disana sini. Untuk memulihkan keadaan tersebut, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka dilakukan operasi pembinaan wilayah dan membangun jalan-jalan sebagai sarana perhubungan,memindahkan rumah penduduk yang tersebar dileren/lembah perbukitan ketepi jalan besar, pelaksanaan penghijauan/reboisasi tanah, agar menjadi tanah subur dan pengadaan mata air baru, mendirikan sarana pendidikan dan agama didesa-desa, sebagai penunjang pendidikan baik formal maupun bidan agaman membentuk team khusus bidan pembinaan yang bertugas untuk mengadakan pembinaan terus-menerus kepada seluruh masyarakat baik dibidang mental ideology maupun bidang ketakwaan kepada Tuhan YME, melaksanakan pemekaran wilayah dari 2 kecamatan menjadi 6 kecamatan serta menempatkan anggota ABRI sebagai Care Taker kepala desa diseluruh wilayah Operasi Trisula, untuk memberikan hiburan dan mendapatkan informasi yang benar dari pemerintah, RRI Malang membuka cabang berupa RKPD Kab.Blitar diBakung, dan inilah cikal bakal berdirinya RKPD Kabupaten Daerah Tingkat II Blitar yang berada dikomplek Pendopo Kabupaten, membangun sarana lain untuk kepentingan masyarakat berupa listrik tenaga disel, air minum bersih perpipaan dan lain-lain. Untuk mengenang sejarah perjuangan menumpas sisa-sisa G 30 S/PKI didaerah Blitar Selatan. Serta demi tetap egaknya Pancasila dan UUD 1945, maka dibangunlah sebuah Monumen yang diberi nama “Monumen Trisula”, yang terletak didesa Bakung kecamatan Bakung kabupaten Blitar.. Monumen Trisula diresmikan oleh Letjen TNI M.Yasin pada tannggal 18 desember 1972.

C.    Rumor Masyarakat
            Menurut warga masyarakat yaitu Bapak Talimin. Beliau mengatakan bahwa terdapat sejarah hitam di Bakung, yaitu “ Dulu pernah terjadi pembunuhan-pembunuhan sadis kepada warga masyarakat yang dilakukan oleh oknum-oknum PKI”.

            Maka untuk mengenang kejadian tersebut di desa Bakung didirikan Monumen yang diberi nama Monumen Trisula. Menurut pendapat beliau munomen trisula itu berhubungan dengan hal-hal yang mistis .Monumen itu dibangun bertujuan untuk mengingatkan masyarakat jaman sekarang dan generasi muda, bahwa di Blitar selatan tepatnya di desa Bakung pernah terjadi peristiwa PKI yang sering disebut G 30 S/PKI.

Museum TRISULA
D.    Maksud Yang Terkandung Di Dalam Bagian-Bagian Bangunan Monumen Trisula

          Indonesia tentu masih mengingat tentang sejarah kelam setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya daerah Blitar selatan (Bakung) yang menjadi markas persembunyian PKI. Bakung telah menjadi saksi bisu betapa ganasnya PKI yang ingin menggantikan Pancasila menjadi paham komunis. Melaksanakan Operasi Trisula. Salah satu patung menunjuk ke suatu tempat yang memberi makna bahwa disinilah pernah terjadi sejarah hitam Negara Republik Indonesia yang timbul akibat pemberontakan PKI.

Pilar penyangga berjumlah 17 buah


Jalan melingkar berbentuk angka 8


Trap berjumlah 45 buah



Trap/tangga bawah : 5 buah

           Ini semua sebagai kandungan arti tetap kokohnya Negara kita yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila.
           Saat itu pemerintah cukup bingung dan merasa kesulitan dalam memberantas PKI, sehingga militer (Kodam 5 Brawijaya) mengadakan rapat-rapat dan membuat Satuan Tugas yang dinamakan operasi Intel dan Operasi TERR yang dilakukan secara gabungan. Operasi ini cukup berhasi, tapi tidak sesuai yang diharapkan. Karena masih ada tokoh-tokoh PKI yang berjuang untuk mencapai cita-cita mereka.
           Selanjutnya untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut akhirnya dibentuklah Operasi Trisula pada tanggal 8 Juni 1968. Operasi ini terdiri dari 5 batalion yaitu battalion 511,battalion 513,battalion 527,battalion 502,battalion 521, dan ditambah deng
an Kopaska 85 (gabungan antara angkatan udara dan polisi) dan hansip sebanyak ± 10.000. ada yang berbeda Operasi Trisula dibanding operasi lain. Karena Operasi Trisula menggunakan taktik Pagar Betis yang kemungkinan besar masih pertama kali dilakukan didunia. Taktik ini dilakukan didaerah Tulungagung sampai dengan perbatasan Malang, dimana orang-orang berjejer dengan jarak 5 meter.
           Operasi ini berjalan cukup mulus, karena dapat menyaring tokoh-tokoh PKI yang berada didaerah Blitar selatan. Untuk pembersihan dari organisasi PKI yang kemungkinan masih bisa lolos, maka dilanjutkan dengan Operasi Teritorial yang dipimpin oleh Bapak Sanusi selaku Bupati Blitar pada waktu itu. Yaitu dengan cara pasukan yang mulanya bergerak keselatan,kini berbalik haluan berjalan keutara. Sehingga PKI yang awalnya bersembunyi diatas pohon kelapa semuanya dapat tertangkap hidup-hidup. Karena keberhasilan dari operasi tersebut, maka dibuatlah sebuah bangunan sebagai simbol bahwa disinilah telah terjadi peristiwa penumpasan PKI, yang diberi nama Monumen Trisula.Bangunan tersebut terdiri dari rangkaian patung, pilar penyangga jalan yang melingkari patung, rumah untuk Posko tis Operasi Trisula dan pesanggrahan. Secara singkat arti dan maksud postur bangunan monumen sebagai berikut:
           Patung terdiri dari 5 orang yaitu 3 ABRI dan 2 rakyat yang menggambarkan kemanunggalan ABRI dan rakyat dalam melaksanakan Operasi Trisula. Salah satu patung menunjuk kesuatu tempat yang memberi makna bahwa disinilah pernah terjadi sejarah hitam Negara Republik Indonesia yang timbul akibat pemberontakan PKI.
Adanya :
1.      Pilar penyangga : 17 buah
2.      Jalan melingkar berbentuk angka 8
3.      Trap : 45 buah
4.      Trap/tangga bawah : 5 buah

            Ini semua sebagai kandungan arti tetap kokohnya Negara kita yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila. (blitarkab)

2 comments:

  1. Wah, ternyata begini ya sejarahnya. Info yang menarik dan berguna untuk saya yang ingin membuat cerita tentang PKI di Blitar Selatan. :D

    ReplyDelete
  2. How to play Slots for Real Money | jtmhub.com
    Online Slots – How to Play Slots for Real 세종특별자치 출장안마 Money. Slot machines 남원 출장안마 are 경주 출장안마 a great way to wager on the 영천 출장마사지 outcome of the game. The games are available 파주 출장마사지 for free

    ReplyDelete